Pasang Panel Surya di Rumahnya, Warga Solo Ini Bayar Tagihan Listrik Bulanan Cuma Rp 220 Ribu

TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Sebanyak 12 panel surya tampak terpasang di atap sebuah rumah yang berlokasi di Perum Gayamsari, Jalan Mataram V Nomor 3 RT 03/ RW 10, Kelurahan Banyuanyar, Solo.

Rumah itu milik Dewi Nur Pandansari (53), seorang Marketing CV Prima Sidomulyo.

Dewi, sapaan akrabnya, menuturkan, ia memasang puluhan panel itu sejak pertengahan Maret 2018 lalu.

“Itu bisa produksi 3 kilowatt-peak (kWp) tiap panel 250 Wp dengan investasi, dulu Rp 110 juta, sekarang sudah turun, Rp 85 juta,” tutur Dewi kepada TribunSolo.com, Jumat (18/10/2019).

“Pakai teknologi terakhir micro inverter, jadi per dua panel ada yang merubah listrik DC ke AC, kenapa, kalau ada kerusakan, aku gampang melokalisir,” imbuhnya membeberkan.

Dewi menambahkan, dengan pengeluaran sebesar itu, ia bisa memantau energi yang dihasilkan.

“Saya sampai bisa memantau di laptop, memantu di HP, memantau WiFi on the wall,” ujarnya.

Dewi memasang puluhan panel itu dengan sistem on grid atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap.

On grid, terhubung ke PLN, artinya saya bisa menabung kelebihan produksi yang dihasilkan oleh panel surya di atap, di PLN,” tutur Dewi.

“Akhir bulan sama mereka itung-itungan,” tambahnya.

Sistem PLTS atap, lanjut Dewi, telah diatur pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 Tahun 2018, dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2019.

“Peraturan ini setiap pelanggan bisa memasang PLTS sejak 2013, ndak ada yang pernah tahu, bahwa sjeak itu kita bisa on grid, nabung ke PLN,” ucap Dewi.

Dewi mengungkapkan, ia baru bisa menabung setelah mengganti net meternya dengan net meter ekspor-impor.

“Nabungnya gimana, net meter diganti kirim terima, ekspor-impor,” tutur Dewi.

“Lho, harus dipahami net meter ke sana (arus ke luar rumah) ranahnya PLN, sesudah net meter ke sini (arus ke dalam rumah) mau masang apapun, selama ndak nyantol ke mereka tidak perlu bilang ke PLN, itu ranah kita,” tambahnya.

Ia menuturkan, tabungan itu nantinya akan dihitung bersama dengan PLN.

“Akhir bulan sama mereka itung-itungan, dan setiap tiga bulan sekali offset,” tutur Dewi.

Dewi mengatakan, ia memasang panel surya bukan tanpa alasan.

Menurutnya, Indonesia punya energi matahari yang bisa dimanfaatkan.

“Pulang Indonesia tiga tahun lalu, terus aku bilang, aku kan di Indonesai, tinggal di Khatulistiwa kenapa aku harus bayar PLN banyak-banyak, tiap tahun PLN naik, ya, kan,” tutur Dewi.

“Ibu Sri Mulyani baik, belum ditarik subsidinya, kalau sudah, bisa tiga kali lipat, ini antisipasi saya saja,” tambahnya.

Dewi mengungkapkan, pemasangan panel surya mampu menekan tagihan listrik bulanan hingga 50 persen.

“Buktinya, pembayaran cuma Rp 223 ribu, namun pernah melonjak di Rp 500 ribu waktu ibuku di sini, ia ndak tahan panas, AC kamarnya 24 jam, ndak mati,” ungkap Dewi.

“Jika ndak pakai itu, ya bisa Rp 1,5 juta per bulannya,” imbuhnya membeberkan.

Terlebih lagi, ada tiga ruangan ber-AC, dan 24 titik lampu di rumah Dewi.

Dewi memuturkan, Peraturan Menteri ESDM menjamin penghematan tagihan listrik sebesar 30 persen lewat penggunaan PLTS atap.

“Peraturan itu mengatakan, dijamin hemat penggunaa PLTS atap rumah tinggal dijamin sebesar 30 persen penghematan pasti terjadi,” tutur Dewi.

“Saya jamin jauh di atas itu asal komponen yang dipilih bener, teknologi micro inverter, dan yang masang orang tersertifikasi, dan sesuai SOP,” tambahnya.

Click here for link ( Pasang Panel Surya di Rumahnya, Warga Solo Ini Bayar Tagihan Listrik Bulanan Cuma Rp 220 Ribu )
Click here for download article ( Pasang Panel Surya di Rumahnya, Warga Solo Ini Bayar Tagihan Listrik Bulanan Cuma Rp 220 Ribu )