Listrik Jakarta-Jateng Mati, Janji Bos PLN Tinggal Janji ?

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemadaman listrik kembali terjadi, tidak cuma di satu lokasi tapi dua sekaligus. Yakni di sebagian wilayah Jakarta dan beberapa kota di Jawa Tengah. Beberapa wilayah di Jawa Tengah yang mengalami pemadaman di antaranya adalah Semarang, Klaten, kudus, Magelang, Tegal, Yogyakarta, Cilacap, dan Purwokerto. Pemadaman terjadi karena adanya gangguan di sistem SUTET 500 KV antara Pedan dan Kesugihan pada pukul 11.30.

Di waktu hampir bersamaan, gangguan juga terjadi di Jakarta dengan meledaknya gardu induk Cawang. Akibat ledakan ini, aliran listrik ke sejumlah titik di Jakarta-pun mengalami gangguan. Berikut adalah titik-titiknya. Sebagian di wilayah Cawang, Rawajati, Pengadegan, Kebon Pala, Batu Ampar, Cililitan, Cijantung dan Kramatjati dikarenakan adanya gangguan jaringan listrik 150 kilo Volt. VP Public Relations PLN Dwi Suryo Abdullah memaparkan bahwa pemadaman yang terjadi kemarin dia dua lokasi ini merupakan kebetulan. ” Kebetulan aja hampir bareng tapi tidak bersamaan, kemarin namun beda lokasi,” ujarnya, Rabu (12/2/2020). Ia menjelaskan gangguan yang terjadi kemarin tidak diinginkan oleh siapapun. Meskipun, upaya maksimal telah dilakukan oleh PLN secara maksimal agar gangguan tidak terjadi.

PLN, kata dia, sudah berupaya maksimal untuk meminimalisir pemadaman. Misalnya untuk di Jakarta, toh dalam waktu satu jam sudah bisa atasi dan listrik kembali normal. “Seluruh wilayah kembali normal pada pukul 12.39 WIB,” kata dia.

Sementara untuk pemadaman yang terjadi di Jawa Tengah, reaksi PLN juga cepat. Langkah penormalan dilakukan dengan memindahkan beban listrik ke jaringan lain. Untuk penyebabnya, sampai saat ini masih ditelusuri oleh PLN. “Ini menjadi evaluasi bagi kami,” kata Dwi.  Ia menjelaskan, PLN terus melakukan upaya maksimal baik dari sisi pemeliharaan listrik maupun lainnya. Namun terkadang, gangguan bisa berasal tidak hanya dari dalam tapi juga faktor eksternal.  “Gangguan kemarin memang tidak diinginkan oleh siapapun , meskipun upaya maksimal telah dilakukan oleh PLN secara maksimal, agar gangguan tidak terjadi,” jelasnya.

Janji dan Upaya Bos PLN

Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menegaskan keinginannya untuk menekan angka pemadaman. Dalam beberapa kali kesempatan, baik saat sidang DPR maupun pertemuan dengan para jurnalis. Zulkifli beberapa kali menyinggung keseriusan untuk menekan terjadinya pemadaman. PLN, ujar Zulkifli. mengemban tanggung jawab sebagai satu-satunya perusahaan yang diberikan kewenangan dan tanggung jawab oleh negara untuk menyediakan pelayanan ketenagalistrikan. Tanpa adanya visi misi dan spirit yang sama, tanggung jawab itu akan menjadi beban, sehingga masyarakat yang akan menjadi korban.

“PLN memiliki tanggung jawab untuk menyediakan listrik 24/7 dengan kualitas yang baik, tidak padam, sehingga security of supply menjadi kunci utama dalam pelayanan. Sementara untuk bergerak maju, PLN juga bertanggung jawab untuk mewujudkan rasio elektrifikasi hingga 100% di seluruh wilayah Indonesia dan meningkatkan konsumsi listrik per kapita,” lanjut Zulkifli.

Begitu juga omongan Zulkifli saat di hadapan DPR, beberapa pekan lalu. Pihaknya akan mengupayakan keamanan layanan selama 24 jam dalam seminggu. Ia juga meminta agar semua karyawan bekerja dengan penuh tanggungjawab, akuntabilitas tinggi, dan punya rasa kepemilikan untuk menjalankan tugas dan target. PLN mencatat, akibat black out terjadi Agustus lalu, peningkatan durasi dan jumlah frekuensi pemadaman listrik. Berdasarkan catatan PLN, sepanjang tahun 2019 System Average Interruption Duration Index (SAIDI) sebesar 1.136 menit per pelanggan. SAIDI merupakan durasi pemadaman listrik yang dialami pelanggan. Kemudian, System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) tahun 2019 sebesar 11,51 kali per pelanggan. SAIFI merupakan frekuensi pemadaman yang dialami pelanggan. SAIDI dan SAIFI naik signifikan dibandingkan tahun 2018 dengan masing-masing SAIDI 958 menit per pelanggan dan SAIFI 9,90 kali per pelanggan.

SAIDI adalah lama padam atau durasi padam listik yang dialami pelanggan. Sementara SAIFI adalah jumlah padam atau frekuensi padam yang dialami pelanggan. Pada tahun 2019 tercatat SAIDI sebesar 1.136 menit per pelanggan sedang SAIFI 11,51 kali per pelanggan,” ungkap Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini di Komisi VII DPR RI, Selasa, (29/01/2020). Direktur PLN Regional Sulawesi Syamsul Huda menyebut penyebab dari peningkatan durasi dan frekuensi listrik disebabkan gangguan yang terjadi di sebagian wilayah pulau Jawa awal Agustus tahun lalu. Meski demikian, pihaknya berkomitmen agar kejadian semacam ini tidak terulang lagi. “Salah satunya ada black out pada Agustus kemarin. Tapi sekarang kami komitmen supaya enggak terjadi lagi black out,” terangnya waktu itu.

Click here for link ( Listrik Jakarta-Jateng Mati, Janji Bos PLN Tinggal Janji ? )
Click here for download article ( Listrik Jakarta-Jateng Mati, Janji Bos PLN Tinggal Janji ? )